Isu Global Terkini Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota
Krisis perumahan dan urbanisasi, inovasi digital dan smart city, perubahan iklim dan urban resilience, tantangan tata kelola, kelembagaan, dan partisipasi masyarakat, tren suburbanisasi dan perluasan kota, transformasi profesi dan kompetensi perencana
5/8/20242 min read
Seiring dengan semakin meningkatnya urbanisasi populasi global pada akhir abad ke-20, muncul tantangan terhadap sistem perencanaan dan pengembangan lokal dan regional dengan munculnya realitas sosial ekonomi baru — terutama di negara-negara berkembang dan negara-negara dalam transisi. Populasi dunia diproyeksikan akan stabil pada 9,7 miliar pada tahun 2050, yang berarti pada tahun 2050, 68% dari mereka akan tinggal di daerah perkotaan, dengan lebih dari 50% penduduk perkotaan diperkirakan akan tinggal di megakota. Perkembangan ini memerlukan perencanaan strategis untuk mendorong kelayakan huni, keberlanjutan, dan inklusivitas.
Perumahan dan Urbanisasi
Pertumbuhan populasi perkotaan, bersama dengan faktor-faktor urbanisasi lainnya, mengakibatkan krisis perumahan, defisit infrastruktur modern, dan penurunan permintaan untuk ruang terbuka hijau. Tidak hanya kota-kota besar di seluruh dunia bersaing satu sama lain untuk membangun pengembangan perumahan baru dan infrastruktur modern, mereka juga beradaptasi dengan demografi baru dan perubahan iklim ekonomi. Tekanan untuk mengembangkan perumahan baru dan permintaan untuk penyediaan layanan dasar meningkat oleh defisit tanah dan sumber daya.
Inovasi Digital dan Kota Cerdas
Dengan percepatan pengembangan kota cerdas, ada fokus yang semakin meningkat pada penggunaan teknologi, seperti Kecerdasan Buatan, Internet of Things, dan kembar digital seluler untuk simulasi kota. Inovasi ini digunakan untuk pengambilan keputusan berbasis data mengenai pengendalian polusi secara real-time, optimisasi transportasi, dan layanan pemerintahan kota cerdas lainnya. Kota cerdas juga dihadapkan pada tantangan untuk memprioritaskan kesehatan populasi dengan mengintegrasikan prinsip desain biophilic yang mempromosikan kesejahteraan fisik dan mental.
Perubahan Iklim dan Ketahanan Perkotaan
Masalah yang terkait dengan perubahan iklim menjadi sangat kritis seiring dengan kota-kota mulai menerapkan strategi mitigasi dan adaptasi iklim. Dengan demikian, pembangunan ruang publik multifungsi untuk menangkap air hujan saat terjadi banjir dan pengembangan infrastruktur energi terbarukan berbasis mikrogrid. Ketahanan perkotaan mencakup lebih dari sekadar keberlanjutan lingkungan dari suatu sistem; ini juga mencakup keberlanjutan infrastruktur sistem dan perlindungan dari bencana dan guncangan sosial-ekonomi.
Tantangan Tata Kelola, Kerangka Institusi, dan Keterlibatan Komunitas
Pecahnya tata kelola dan birokrasi yang rumit tetap menjadi kendala serius untuk pelaksanaan kebijakan perencanaan di tingkat regional maupun kota. Kolaborasi multi-pemangku kepentingan dan partisipasi publik menjadi semakin penting untuk mencapai pengembangan yang inklusif dan adil yang responsif terhadap kebutuhan lokal. Mengatasi resistensi terhadap perubahan, sumber daya yang tidak cukup, dan eksklusivitas dalam pengambilan keputusan adalah rintangan utama yang dapat diatasi dengan sosialisasi publik, pendidikan, dan advokasi kebijakan.
Tren Suburbanisasi dan Transformasi Pusat Perkotaan
Pertumbuhan area suburban dan perluasan kota secara keseluruhan terus menciptakan paradoks antara kebutuhan ekonomi, ketersediaan perumahan yang terjangkau, dan biaya lingkungan. Fenomena suburbanisasi juga mengubah fokus ruang tata kelola, seperti penyediaan simpang kota pinggir, pergeseran mobilitas typologis, dan rekayasa ulang area suburban untuk mencegah polarisasi perkotaan.
Transformasi Profesi dan Kompetensi Perencana
Ruang lingkup kerja seorang perencana spasial dan perkotaan telah berubah dengan penambahan keterampilan baru seperti analisis data spasial, pemodelan iklim, dan komunikasi serta fasilitasi multi-pemangku kepentingan. Perencanaan perkotaan yang berbasis bukti, responsif, dan adaptif tetap penting untuk menangani kebutuhan yang muncul.
Isu-isu di atas berdasarkan dunia hari ini menggambarkan profesi perencanaan spasial dan perkotaan sebagai profesi yang menekankan inovasi, adaptasi teknologi, keberlanjutan lingkungan, dan tata kelola responsif serta partisipatif sebagai reaksi terhadap dinamika sosial, ekonomi, dan ekologi kota kontemporer.